ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :
مَا أَهَلَّ مُهِلٌّ قَطُّ إِلا بُشِّرَ، وَلا كَبَّرَ مُكَبِّرٌ
قَطُّ إِلا بُشِّرَ.
“Tidaklah seseorang bertalbiyah melainkan
ia mendapat kabar gembira dan tidaklah seseorang bertakbir melainkan ia
mendapat kabar gembira”. [HR Thabrani]
Catatan Alvers
Ketika hari raya, takbir berkumandang dan asma
Allah menggema di seluruh penjuru. Bertakbir sangat besar keutamaannya
sebagaimana dalam hadits di atas dan dalam lanjutannya ditanyakan kepada beliau : Wahai Rasulallah, apakah seseorang
bertakbir itu akan mendapat kabar gembira berupa surga. Rasul SAW menjawab :
Ya. [HR Thabrani] Dalam hadits lain, Rasul SAW bersabda :
التَّسْبِيحُ نِصْفُ الْمِيزَانِ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ يَمْلَؤُهُ وَالتَّكْبِيرُ يَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
"Tasbih adalah setengah mizan (timbangan), Al-Hamdulillah
memenuhi mizan (timbangan), sedangkan takbir memenuhi antara langit dan bumi”. [HR
Ahmad]
Takbir
artinya mengagungkan. “Allahu Akbar” artinya Allah maha besar. Kita diperintahkan
untuk bertakbir. Dalam beberapa ayat misalnya disebutkan :
وَلِتُكَبِّرُوا
اللهَ ... وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ ... وَكَبِّرْهُ تَكْبِيراً ...
dan supaya kalian semua mengagungkan Allah.. [QS
Al-Baqarah : 185]. Dan tuhanmu agungkanlah...[QS Al-Mudastsir : 3] agungkanlah ia... [QS Al-Isra : 111]
Ibnu Hajar berkata : “Sighat” (Redaksi) takbir
yang paling shahih adalah apa yang diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dengan sanad
yang shahih dari salman, ia berkata : Bertakbirlah kalian semua. “Allahu Akbar Allahu
Akbar Allahu Akbar kabira” [Fathul Bari]
Dan shighat takbir “Al-Mahbubah” (yang sukai)
ketika hari raya adalah :
اللَّهُ
أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ
أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
dibaca sebanyak 3X.
Ada kisah dibalik asal usul takbir hari raya
idul Adha ini. Syeikh Akmaluddin Al-Hanafi berkata: Ketika Malaikat Jibril
datang dengan membawa domba fida’ (tebusan pengganti isma’il) malaikat khawatir
Nabi Ibrahim tergesa-gesa maka Malaikat Jibril mengumandangkan :
اللَّهُ
أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
(Sebanyak 3 X)
Ketika Nabi Ibrahim AS melihatnya, Maka
beliau menyahutinya :
لَا إلَهَ إلَّا
اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
Setelah Nabi Ismail AS mengetahui perihal
domba fida’ maka ia bertakbir :
اللَّهُ
أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
[Hasyiyah Al-Jamal]
Dan Imam Syafii berkata :
مَا زَادَ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ فَحَسَنٌ
Jika ditambahi dzikir maka itu adalah baik.
[Al-Majmu’]
dan selanjutnya sebagaimana keterangan Imam
Syaf’i dalam kitab Al-Umm sebaiknya ditambah dengan :
اللَّهُ
أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ
الله بكرة وأصيلا لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِينَ
لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
لَا إلَهَ إلَّا
اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ
الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إله إلا الله والله أكبر
[Fathul Wahhab]
Redaksi ini sebagaimana terdapat dalam doa ifititah.
Ibnu Umar berkata : "Ketika kami shalat bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba
seseorang mengucapkan Allahu Akbar Kabiraw Wal Hamdu Lillahi Katsiiraw
Wasubhaanallaahi Bukratan Wa Ashiilan (Maha Besar Allah, dan segala puji bagi
Allah, pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan
petang)." Lantas Rasulullah SAW bertanya: "Siapakah yang mengucapkan
kalimat tadi?" Seorang sahabat menjawab; "Saya wahai
Rasulullah." Beliau bersabda:
عَجِبْتُ لَهَا فُتِحَتْ لَهَا أَبْوَابُ
السَّمَاءِ
"Sungguh aku sangat kagum dengan ucapan
tadi, sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu." [HR Muslim]
Takbir yang disunnahkan ketika hari raya idul
adha itu dimulai dari terbenamnya matahari
hingga Imam Shalat Id melakukan takbiratul ihram untuk melaksanakan
shalat id. Takbir ini dikumandangkan dengan suara lantang tidak hanya di masjid
tapi juga rumah-rumah, di jalan raya bahkan di pasar, baik ketika duduk,
berjalan, menyetir kendaraan ataupun ketika posisi tiduran. Takbir yang
demikian disebut dengan takbir “Mursal wal Mutlaq”. Dan takbir ini secara khusus disunnahkan
diakhirkan dari dzikir bakda shalat. Dan Takbir ini tidak berlaku untuk orang
yang sedang berhaji karena syiar mereka adalah membaca talbiyah.
Takbir dalam momen Idul Adha juga disunnahkan
setiap selepas melakukan shalat, baik shalat fardlu maupun shalat sunnah,
dimulai waktu subuh pada hari Arafah atau tanggal 9 Dzulhijjah atau H-1 hari
raya hingga takbir yang dibaca setelah menunaikan shalat ashar pada hari
tasyriq terakhir atau tanggal 13 Dzulhijjah. Takbir demikian disebut dengan
takbir “Muqayyad”. Dan takbir ini didahulukan dari dzikir bakda shalat. [Nihayatul
Muhtaj]
Takbir juga disunnahkan pada 10 hari pertama
bulan dzulhijjah tepatnya ketika seseorang melihat binatang ternak atau
mendengar suaranya. Allah SWT berfirman :
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ
مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
dan supaya manusia
menyebut nama Allah pada hari “Ayyam Ma’lumat” atas rezki yang Allah telah karuniakan
kepada mereka berupa binatang ternak [QS Al-Hajj : 28]
Ibnu ‘Abbas RA Menjelaskan :
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِى أَيَّامٍ
مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ ، وَالأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ
التَّشْرِيقِ
“Berdzikirlah kalian pada Allah di “Ayyam Ma’lumat” (hari-hari yang diketahui), yaitu 10 hari pertama
Dzulhijah dan juga pada “Ayyam Ma’dudat” (hari-hari yang
ditentukan), yaitu hari-hari tasyriq (Tanggal 11,12,13 Dzulhijjah).” [Shahih
Bukhari]
Hikmah takbir ketika melihat setiap binatang
ternak adalah untuk mengingat binatang kurban yang dianjurkan untuk disembelih
sehingga termotivasi untuk berkurban ketika sudah masuk waktunya. Dan kedua,
untuk mengingatkan bahwa menyembelih binatang ternak semisal yang dilihatnya
merupakan syi’ar pada hari-hari kurban dan untuk mengagungkan Allah ta’ala.
[Nihayatul Muhtaj]
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka
hati dan fikiran kita untuk terus mengagungkan asma Allah utamanya di hari-hari
ini dan semoag kita senantiasa dapat melakukan perintah dan ajaran Allah SWT.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share
sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata :
_Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka
sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]