ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Dzarr RA, Nabi SAW bersabda :
ثَلَاثَةٌ لَا
يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا
يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Ada tiga golongan manusia yang Allah tidak akan
mengajak mereka bicara pada hari kiamat, tidak sudi memandang mereka, tidak
mensucikan dosanya dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih.” [HR Muslim]
Catatan Alvers
Pernahkan anda mendengar seseorang mengungkit-ngungkit kebaikan kepada orang yang telah dibantunya? Ia berkata : “Dahulu ketika ia susah maka aku membantunya namun sekarang ketika giliran aku yang susah maka ia tidak mau membantuku? Orang macam apa dia itu?”.
Ibnu Sirin suatu ketika mendengar orang yang
mengungkit-ngungkit pemberian kepada orang lainnya maka Ibnu Sirin berkata :
اُسْكُتْ فَلَا خَيْرَ
فِي الْمَعْرُوفِ إذَا أُحْصِيَ
Diamlah kamu, tidak ada baiknya kebaikan jia ia
dihitung-hitung. [Adabud Dunya Wad Din]
Imam Al-Qurtubi mengutip statement mayoritas ulama
: “Sedekah yang diketahui oleh Allah bahwa orang yang memberikannya itu akan
mengungkit-ngungkitnya atau menyakiti orang yang diberi maka sedekah tersebut
tidak akan diterima oleh Allah”. Dan ada yang berpendapat, “bahkan Allah
menaruh tanda khusus pada pemberian tersebut kepada malaikat pencatat amal
sehingga mereka tidak mencatat sedekah itu dalam catatan amal kebaikan”.
Orang Arab memberikan istilah kepada orang yang
suka mengungkit-ngungkit pemberian sebagai “tangan hitam”, dan untuk orang yang
memberi tanpa dimintai sebagai “tangan putih”, dan untuk orang yang memberi
setelah dimintai sebagai “tangan hijau”. Dan ulama berkata
مَنْ مَنَّ
بِمَعْرُوفِهِ سَقَطَ شُكْرُهُ ، وَمَنْ أُعْجِبَ بِعَمَلِهِ حُبِطَ أَجْرُهُ
“Barang siapa yang mengungkit-ngungkit kebaikannya
maka gugurlah syukurnya dan barang siapa yang ujub (bangga) dengan amalnya
sendiri maka leburlah pahalanya”. [Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an]
Mengungkit pemberian dalam bahasa Arab disebut
dengan istilah “Al-Mannu” yang di dalam kamus sebutkan :
مَنَّ الشَّيْءُ
نَقَصَ وَمَنَّ الأَمْرُ فُلَانًا أَضْعَفَهُ وَأَعْيَاهُ
Manna As-Sya’u artinya sesuatu berkurang, Manna
Al-Amru Fulanan artinya satu urusan melemahkan dan memayahkan Fulan. [almaany
com]
Dan selaras dengan artinya, mengungkit-ngungkit
pemberian itu akan dapat mengurangi pahala sedekah bahkan hal itu bisa membuat
orangnya mendapat susah payah karena amalnya sia-sia. Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian
batalkan (pahala) sedekah kalian dengan mengungkit-ungkit pemberian dan
menyakiti (yang diberi)…” [QS Al-Baqarah : 264]
Dalam lanjutan ayat tersebut, Allah menyamakannya
dengan perbuatan orang yang menafkahkan hartanya karena riya (pamer) kepada
manusia. Amal yang demikian diumpakan seperti debu yang berada di atas batu
yang licin lalu terkena hujan deras, tentu tidak akan tersisa debunya. Allah
SWT berfirman :
كَمَثَلِ صَفْوَانٍ
عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا
… (Maka perumpamaan orang itu) seperti batu licin
yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah dia bersih (dari tanah). [QS Al-Baqarah : 264]
Dalam hadits, diriwayatkan dari sahabat Abu Dzarr
RA, Nabi SAW bersabda :
ثَلَاثَةٌ لَا
يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا
يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Ada tiga golongan manusia yang Allah tidak akan
mengajak mereka bicara pada hari kiamat, tidak sudi memandang mereka, tidak
mensucikan dosanya dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih.”
Abu Dzar bertanya : “Sungguh merugi mereka,
siapakah mereka wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab :
الْمُسْبِلُ
وَالْمَنَّانُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ
“Orang lelaki yang melakukan isbal (memanjangkan
kain pakaiannya sampai melebihi mata kaki karena sombong), orang yang suka
mengungkit-ungkit pemberian, dan orang yang (berusaha) melariskan barang
dagangan dengan sumpah palsu.” [HR Muslim]
Bahkan dalam hadits lain disebutkan :
لَا يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ مَنَّانٌ
orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian itu
tidak akan masuk surga. [HR Ahmad]
Disebutkan dalam satu kisah dengan judul “Al-Karim
Al-Mannan” bahwa di satu kota terdapat seorang lelaki yang kaya nan dermawan
terlebih kepada fakir miskin namun demikian ia memiliki sikap buruk yaitu ia
membanggakan dirinya di hadapan fakir miskin ketika memberikan sedekah. Jika
ada orang fakir meminta sedekah satu dirham maka ia berkata dengan suara keras
di hadapan banyak orang :
دِرْهَمٌ وَاحِدٌ ؟
أَنَا لَا أُعْطِي أَحَداً دِرْهَماً وَاحِداً فَقَطْ خُذْ هَذِهِ عَشْرَةَ
دَرَاهِمَ
“Apa? Satu
dirham saja? Tidak, aku tidak pernah memberi orang dengan hanya satu dirham
saja. Ambil ini 10 dirham”.
Dan jika ia bertemu dengan orang fakir yang telah
ia beri sedekah maka ia berkata di depan orang banyak : ”Kau gunakan untuk apa
uang yang aku beri kemaren? Apa masalahmu sudah teratasi dengan sedekahku
itu?”. Karena sifat buruknya ini, ia tidak disukai banyak orang.
Suatu ketika, ada seorang pemuda ingin memberikan
pelajar berharga untuk menyadarkannya. Pemuda itu duduk di pinggiran jalan yang
biasa dilalui oleh orang kaya itu dengan mengenakan pakaia yang lusuh layaknya
pengemis. Ia menaruh mangkok kecil yang kosong yang sudah ia rancang. Ketika
orang kaya itu lewat maka pengemis itu berkata : “wahai tuan, sudikah kiranya
engkau menaruh satu dirham saja ke dalam mangkokku ini”. Mendengar permintaan ini, orang kaya tersebut
tertawa dan dengan bangga ia berkata seperti biasanya : “Satu dirham? Oh tidak,
aku akan memenuhi mangkokmu dengan beberapa dirham.” Ia lanta memanggil salah
satu pengawalnya untuk mengisi mangkok dengan uang dirham hingga penuh. Satu
demi satu dirham ditaruh di mangkok itu hingga ada 100 dirham namun tidak juga
bisa memenuhi mangkok tersebut.Iapun menghabiskan semua dirham yang ada di
kantong uang namun tidak juga bisa memenuhinya. Pengawalnya melapor “ Tuan, mangkok
tidak juga terisi penuh padahal sudah aku habiskan uang dirham dalam kantong.
Orang kaya itu menjadi panik, karena uang yang dibawanya habis. Ditengah
keheranannya, pengemis berkata : “Tahukah tuan, kenapa uangmu tidak bisa
memenuhi mangkok ini?”. Ia lantas mengangkat mangkok yang ternyata berlubang di
bagian bawahnya dan tanah dibawahnya juga berlubang sehingga semua uang dirham tadi masuk kedalam lubang di dalam
tanah.
“Tanah ini telah melahap semua uangmu dan seperti
itulah kesombonganmu dan mengungkit-ngungkit pemberian akan menenyapkan semua
pahala sedekahmu”. Lantas pengemis itu mengembalikan semua dirham kepada orang
kaya tersebut. [facebook com/DailyStories]
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk gemar bersedekah tanpa
mengungkit-ngungkitnya dan menyakiti perasaan penerima.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada
semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin
amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._
[At-Tadzkirah Wal Wa’dh]