ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Abbas
RA, bahwasannya Rasul SAW menaruh tangan beliau di atas pundak Abdullah
kemudian beliau berdoa :
اللَّهُمَّ
فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ
Ya Allah, pahamkanlah ia dalam urusan
agama dan ajarkanlah ia tafsir quran. [HR Ahmad]
Catatan Alvers
Ketika Umrah atau haji, salah satu
tempat bersejarah yang sering dikunjungi para jamaah umrah dan haji adalah
Masjid Abdullah Ibnu Abbas di Kota Thaif. Masjid Abdullah Ibn Abbas ini
dibangun pada tahun 592 H tepatnya pada masa Nashir Lidinillah Abil Abbas Al-Abbasy.
Masjid ini dinamakan demikian karena lokasi masjid berdampingan dengan makam
Abdullah Ibnu Abbas. Menurut sejarawan Isa Al-Qashir, Lokasi makam beliau
terletak di arah depan mushala Nisa (wanita) yang sekarang. Dahulu semasa
hidupnya, Ibnu Abbas sering berpindah-pindah dari kota ke kota, mulai dari
syam, madinah dan thaif untuk mengajar ilmu agama, hanya saja beliau lebih
senang tinggal di Thaif karena dekat dengan Mekkah. Beliau menetap di Thaif
hingga hari wafatnya pada tahun 68 H. [ar wikipedia org]
Beliau di akhir hayatnya menderita
kebutaan. Beliau berkata dalam syairnya :
إِنْ يَأْخُذِ
اللَّهُ مِنْ عَيْنَيَّ نُورَهُمَا :: فَفِي لِسَانِي وَقَلْبِي مِنْهُمَا نُورُ
قَلْبِي ذَكِيٌّ
وَعَقْلِي غَيْرُ ذِي دَخَلٍ :: وَفِي فَمِي صَارِمٌ كَالسَّيْفِ مَأْثُورُ
Jika Allah mengambil cahaya dari kedua
mataku maka pada mulut dan hatiku masih ada cahaya. Hatiku cerdas dan akalku
tidak terganggu. Mulutku terkenal (memiliki analisa yang) tajam seperti pedang.
[I’anatut Thalibin]
Mengenai sebab kebutaannya tersebut,
Al-Hakim meriwayatkan bahwa hal itu dikarenakan Ibnu Abbas suatu saat pernah
melihat seseorang bersama Nabi yang tak lain adalah malaikat Jibril dan Nabi
SAW bersabda :
لَمْ يَرَهُ
خَلْقٌ إِلَّا عُمِّيَ إِلَّا أَنْ يَكُونَ نَبِيًّا، وَلَكِنْ أَنْ يُجْعَلَ
ذَلِكَ فِي آخِرِ عُمُرِكَ
Tidaklah seseorang melihat Malaikat
Jibril melainkan ia akan buta, kecuali dia adalah nabi. Akan tetapi engkau akan
dijadikan buta pada akhir umurmu. [Al-Mustadrak]
Namun Ibnul Qatthan menilai perawi
hadits ini yang bernama sulaiman bin Aly tidak dikenal dalam dunia hadits. Dan
secara matan, hadits ini bertentangan dengan hadits shahih yang menyatakan
bahwa sejumlah sahabat melihat malaikat jibril ketika menjelma menjadi manusia
namun hal itu tidak menjadikan mereka buta. Maka dari itu, ad-Dzahabi
mengatakan hadits ini berstatus munkar.
Ada kisah unik terdapat dalam kitab
Al-Bidayah Wan nihayah yaitu ketika beliau wafat di usia 71 Tahun. Beliau di
shalati oleh Muhammad Ibnul Hanafiyah (yang sekarang makamnya bersebelahan
dengan Makam Ibnu Abbas). Tatkala jamaah hendak memasukkan jenzah ke liang
kubur maka ada burung putih dengan bentuknya yang langka masuk ke dalam kain
kafannya lalu menyatu dengannya sehingga burung itu dikubur bersamanya.
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa
ketika jenazah beliau diletakkan di liang lahad maka ada suara bacaan Qur’an
misterius yang tidak terlihat orangnya, dan dalam riwayat yang lain bahwa
bacaan itu terdengar dari dalam kuburnya. [Al-Bidayah Wan nihayah] Ayat yang
terdengar adalah :
يَا أَيَّتُهَا
النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلى رَبِّكِ راضِيَةً مَرْضِيَّةً
فَادْخُلِي فِي عِبادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada
Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah
hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku. [QS Al-Fajr : 27-30]
Ketika beliau wafat, maka semua merasa
kehilangannya. Mujahid berkata :
مَا رَأَيْتُ
مِثْلَ ابْنِ عَبَّاسٍ قَطُّ ، وَلَقَدْ مَاتَ يَوْمَ مَاتَ وَهُوَ حَبْرُ هَذِهِ
الْأُمَّةِ
Aku tidak pernah melihat sosok seperti
Abdullah ibnu Abbas, Ia wafat ketika itu ia adalah “Habr Hadzihil Ummah” (orang
yang alim lagi luas wawasannya) dari ummat ini. [Al-Mustadrak]
Umar RA berkata :
نِعْمَ
تُرْجُمَانُ الْقُرْآنِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ
Sebaik-baik penafsir Al-Quran adalah
Abdullah ibnu Abbas. [Al-Bidayah Wan Nihayah]
Bahkan Umar RA memasukkan Abdullah ibnu
Abbas yang masih muda saat itu ke dalam golongan “Asyakhi Badr” (sahabat-sahabat
senior veteran perang Badar). Maka sebagian dari mereka mempertanyakan
keberadaannya dan berkata: "Mengapa pemuda ini masuk beserta kita,
sedangkan kita mempunyai anak-anak yang sebaya umurnya dengannya?" Umarpun
menjawab:
إِنَّهُ مِمَّنْ
قَدْ عَلِمْتُمْ
"Sungguh ia adalah sebagian dari
orang yang kalian ketahui." (keutamaan ilmunya) .[HR Bukhari]
Keluasan Ilmu yang dimiliki oleh
Abdullah ibnu Abbas tak lepas dari berkah Rasul SAW. Beliaulah orang yang
pernah didoakan oleh Nabi SAW Seraya menaruh tangan beliau di atas pundaknya
dengan doa sebagaimana hadits utama di atas, yaitu :
اللَّهُمَّ
فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ
Ya Allah, pahamkanlah ia dalam urusan
agama dan ajarkanlah ia tafsir quran. [HR Ahmad]
Doa itu diperoleh setelah Rasul SAW
mengetahui bahwa orang yang senantiasa menyediakan air wudlu setelah beliau
keluar dari jamban, ia adalah Abdullah Ibnu Abbas. [HR Bukhari]
Oleh karena keluasan ilmu beliau maka
wajarlah jika di area makam beliau dibangunkan sebuah perpusatakaan megah yang
diberi nama Perpustakaan Abdullah ibn Abbas. Dalam sebuah catatan yang ditempel
pada dinding bagian luar perpustakaan, terdapat keterangan bahwa Perpustakaan
ini dibangun pada tahun 1291H oleh penguasa Hijaz Muhammad Rasyid Pasa
asy-Syarwani. Dikisahkan bahwa sebelum ada perpustakaan, beliau mewakafkan
kitab ke masjid bagi para pencari ilmu dan menjadi sebuah tradisi pada kurun
abad tujuh hingga sepuluh hijriyah. Perpustakaan ini mempunyai luas sekitar 100
meter persegi. Perpustakaan ini menyimpan beragam koleksi berupa ribuan kitab
yang tersusun rapih berdasarkan bidang kajiannya, mulai dari Tafsir dan Ilmu
Tafsir, Hadits dan Ilmu Hadits, Adab, Bahasa Arab, Nahwa dan Sharaf, Bahasa
Inggris, Sirah Nabawiyah, Ekonomi dan Politik, serta pengetahuan umum seperti
filsafat. Di antara koleksi prasastinya berupa tulisan arab yang belum
menggunakan titik dan tanda baca (harakat). Ada juga tulisan yang sudah lengkap
dengan titik dan tanda baca. [Kemenag go id]
Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan
fikiran kita untuk senantiasa meniru khidmah seperti yang dilakukan oleh Abdullah
Ibnu Abbas sehingga mendapat ridlo dan doa dari sang guru, yaitu Nabi Muhammad
SAW.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share
sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata :
_Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka
sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]